Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengisahkan pengalamannya meninjau lokasi terdampak bencana krisis pangan dan kelaparan yang rawan gangguan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Muhadjir bercerita dirinya diminta mengenakan rompi antipeluru saat melintasi jalur rawan konflik. Namun, ia menolak untuk memakainya.
“Saya turun sendiri kemarin ke lapangan dan itu kan daerah masih dianggap ‘merah’,” kata Muhadjir di Suara Muhammadiyah Tower, Kota Yogyakarta, Jumat (11/8).
“Itu disuruh pakai rompi yang tebal itu, (beratnya) enam kilo (kilogram), bawa rompi enam kilo. Saya enggak bisa bayangkan tentara itu jalan sampai ratusan kilo. Sudahlah, bismillah enggak usah pakai rompi, ya aman-aman saja, alhamdulillah,” sambungnya.
Muhadjir menyebut datang atas nama kemanusiaan sehingga dirinya yakin bakal disambut dengan baik. Namun, ia melarang Menteri Sosial Tri Rismaharini ikut turun ke lapangan.
Ia mengklaim situasi di lokasi bencana sudah lebih terkendali usai pihaknya bersama BNPB, Kementerian Sosial, dibantu TNI turun ke lokasi untuk mencarikan solusi untuk wilayah tersebut.
Menurutnya, pemerintah kini sedang menggagas terobosan atau solusi permasalahan mulai dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Solusi jangka pendek, kata Muhadjir, dengan mencukupi kebutuhan pangan di wilayah terdampak hingga tiga bulan ke depan menggunakan jalur darat.
Lalu solusi jangka menengah yakni memperpanjang landasan pacu atau runway Bandara Sinak di Kabupaten Puncak untuk tempat mendarat pesawat Hercules pengangkut bahan-bahan pangan serta material untuk membangun akses darat yang lebih baik.
Sedangkan solusi jangka panjang yakni mengkaji varietas umbi-umbian yang cocok untuk cuaca dataran tinggi.
“Kita akan mengkaji tentang varietas umbi-umbian yang cocok untuk wilayah itu. Terutama yang tahan ketika ada kabut es. Jadi yang sangat mematikan dan membikin busuk tanaman umbi-umbian yang sebagai makanan pokok mereka itu kabut es,” kata Muhadjir.
Sebelumnya, enam orang meninggal dunia karena kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kejadian itu. Dia mengatakan musim salju di beberapa distrik membuat tanaman mati.
(kum/fra)