Jakarta – Pernikahan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah berlangsung pada bulan Dzulhijjah tahun kedua Hijriyah. Kisah cinta keduanya hingga kini dikenang dan menjadi inspirasi banyak orang.
Sosok Ali bin Abi Thalib merupakan salah seorang sahabat Rasulullah SAW. Ia juga termasuk dalam golongan Assabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang pertama kali memeluk Islam.
Ketika berusia 6 tahun, Ali pernah menjadi anak asuh Rasulullah SAW dan Siti Khadijah. Beliau bersama sang istri membimbing Ali di rumahnya dan mengasuhnya dengan penuh kasih layaknya anak sendiri.
Perasaan Terpendam Ali terhadap Fatimah
Dikisahkan dalam buku Perempuan-Perempuan Surga oleh Imron Mustofa, tatkala Fatimah lahir, Ali bin Abi Thalib menghabiskan masa kanak-kanaknya bersama putri Rasulullah SAW dan Siti Khadijah di rumah yang menjadi tempat tinggalnya.
Ali bin Abi Thalib telah mengetahui kemuliaan Fatimah sejak kecil. Ia sering memperhatikan Fatimah hingga diam-diam mengaguminya. Meskipun demikian, Ali bin Abi Thalib tetap berusaha menjaga hati dan pandangannya. Bahkan, Fatimah pun tidak tahu bahwa Ali menyimpan rasa yang luar biasa untuknya.
Ketika keduanya beranjak dewasa, Ali bin Abi Thalib berniat menghadap Rasulullah SAW untuk melamar sang putri yang selama ini dikaguminya. Akan tetapi, terbesit sedikit keraguan di dalam hatinya sebab menyadari ia hanyalah pemuda miskin dan tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepada Fatimah.
Di tengah kembimbangannya, terdengar kabar bahwa Abu Bakar RA sudah lebih dulu mengajukan lamaran kepada Rasulullah SAW untuk Fatimah. Kemudian disusul dengan Umar bin Khattab RA yang juga datang untuk melamar putri beliau.
Sungguh berat perasaannya mengetahui Abu Bakar dan Umar yang terlihat lebih pantas mendampingi Fatimah. Namun, sungguh tidak ada yang mengetahui rencana Allah SWT.Di tengah perasaannya yang sempat layu, tak disangka lamaran Abu Bakar dan Umar bin Khattab ditolak secara halus oleh Rasulullah SAW.
Di tengah kegalauannya, salah seorang teman Ali dari kalangan Anshar berkata, “Mengapa kamu tak mencoba melamar Fatimah? Aku punya firasat, kamulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.”
Ali bin Abi Thalib menyadari, secara ekonomi tidak ada yang menjanjikan pada dirinya. Ia hanya memiliki satu set baju besi beserta persediaan tepung untuk makanannya. Namun, ia ingin mencoba menjemput cintanya kepada Fatimah.
Lamaran Ali kepada Fatimah Putri Rasulullah
Melansir dari buku Ali bin Abi Thalib RA karya Abdul Syukur al-Azizi, Ali bin Abi Thalib akhirnya memberanikan diri menghadap Rasulullah SAW dan menyampaikan keinginannya untuk menikahi Fatimah RA.
Setibanya di rumah Rasulullah SAW, Ali duduk di samping beliau dan tertunduk diam. Nabi SAW lalu bertanya, “Wahai putra Abu Thalib, apa yang kamu inginkan?”
Dengan suara bergetar dan tubuh berkeringat, Ali menjawabnya, “Ya Rasulullah, aku hendak meminang Fatimah.”
Setelah mengatakan perasaannya, seluruh beban yang selama ini menghimpit perasaannya terasa lega. Rasulullah SAW tidak terkejut mendengar pernyataan Ali, sebab beliau mengetahui Ali mencintai putrinya.
Sebagai ayah yang bijaksana, Rasulullah SAW menanyakan dahulu kepada putri tercinta atas ketersediaannya menerima lamaran tersebut. Setelah Fatimah menyetujui lamaran Ali, Rasulullah SAW bertanya, “Wahai Ali, apakah kamu memiliki sesuatu yang bisa dijadikan mas kawin?”
Kala itu, Ali bin Abi Thalib merasa malu karena dirinya tidak memiliki apapun. Terlebih sejak kecil ia dihidupi oleh Rasulullah SAW.
Ali kemudian menjawab, “Demi Allah, Anda sendiri mengetahui keadaanku. Tidak ada sesuatu tentang diriku yang tidak Anda ketahui. Aku tidak memiliki apapun selain sebuah baju besi, sebilah pedang, dan seekor unta.”
Mendengar jawaban Ali, Rasulullah SAW berkata, “Tentang pedangmu, kamu tetap memerlukannya untuk meneruskan perjuangan di jalan Allah SWT, dan untamu kamu perlukan untuk mengambil air bagi keluargamu serta untuk perjalanan jauh.
Karena itu, aku akan menikahkan kamu dengan mas kawin sebuah baju besi. Wahai Ali, kamu wajib bergembira karena Allah SWT sebenarnya sudah lebih dulu menikahkan kamu di langit sebelum aku menikahkanmu di bumi ini.”
Pernikahan Ali dan Fatimah dengan Mahar Baju Besi
Pada akhirnya, Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fatimah berbekal baju besi yang dijualnya seharga 400 dirham. Ia menyerahkan uang tersebut kepada Rasulullah SAW sebagai mahar pernikahannya.
Setelah itu, Rasulullah SAW membagi uang tersebut menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk kebutuhan rumah tangga, satu bagian untuk wewangian, dan satu bagian lagi dikembalikan kepada Ali untuk membiayai jamuan makan bagi para tamu yang menghadiri pernikahan.
Nabi SAW menikahkan putrinya dengan Ali bin Abi Thalib seraya membacakan ijab kabul, “Wahai Ali, sesungguhnya Allah telah memerintahkan aku menikahimu dengan Fatimah. Sungguh, aku telah menikahkanmu dengannya dengan mas kawin 400 dirham.”
Lantas Ali menjawabnya, “Aku ridha dan puas hati, wahai Rasulullah.”
Selesai mengucapkan akad, Ali bin Abi Thalib langsung sujud syukur kepada Allah SWT. Pernikahannya dengan Fatimah melahirkan dua orang putra dan dua orang putri. Kedua putranya bernama Hasan dan Husein, sementara kedua putrinya bernama Zainab dan Ummu Kultsum.
Sumber: detik.com