HomeNasionalInformasi Cacar Monyet Belum Meluas, Padahal Berpotensi Jadi Epidemi

Informasi Cacar Monyet Belum Meluas, Padahal Berpotensi Jadi Epidemi

Published on

spot_img


Forumterkininews.id, Jakarta – Hingga kemarin, Minggu (5/11) jumlah kasus cacar monyet (Monkeypox) atau Mpox di Jakarta sebanyak 28 orang, satu orang terkonfirmasi sembuh. Meski demikian, sejumlah masyarakat Jakarta belum mengetahui secara pasti penyebab dan gejalanya.

Dari pasien yang ada semua pasien berjenis kelamin laki-laki bergejala ringan. Mereka berusia 25-50 tahun dan sedang menjalani isolasi di rumah sakit.

Data tersebut berasal dari Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama. Ia berharap penyebarannya di Jakarta tidak terus meluas.

“Semoga kasus ini tidak meluas ke daerah lain di luar Jakarta. Masyarakat tidak merasa terstigma, dan surveilans penemuan kasus sebagai upaya deteksi dini, pengobatan, memutus rantai penularan berjalan cepat,” katanya kepada Forumterkininews.id, di Jakarta, Senin (5/11).

Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) DKI Jakarta, drh Maria Theresia Widiastuti mengungkapkan, penularan cacar monyet pada awalnya ditularkan hewan ke manusia. Belakangan, perjalanan penyebarannya menjadi dari manusia ke manusia. 

Dinas Kesehatan DKI Jakarta menjelaskan, gejala yang muncul pada pasien cacar monyet ialah demam, lenting atau luka pada kulit, mulut dan kelamin.

Selain itu benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher, selangkangan dan lipat paha. Untuk menghindari terjangkitnya virus, masyarakat jangan kontak fisik dengan orang yang bergejala luka atau lenting isi air pada kulitnya. Berhubungan seksual yang aman juga dapat mencegah penyebaran.

cacar monyet

Ilustrasi penderita cacar monyet. Foto: ANTARA

Respon Masyarakat Soal Cacar Monyet

Forumterkininews.id mewawancarai masyarakat sekitar Universitas Nasional, Jakarta Selatan dan mereka cenderung belum mengetahui secara pasti penyebab, gelaja, dan tanda fisik dari cacar monyet.

Ilham karyawan swasta tidak mengetahui bahwa penyakit ini sedang merebak di Jakarta. Ia mengaku pernah mendengar penyakit ini beberapa waktu lalu.

“Pernah dengar tapi udah lama banget. Saya baru tau penyakit ini menyebar lagi” kata Ilham.

“Saya dengar dari berita sekali, abis itu beritanya hilang” sambungnya.

Salah satu ojek online, Junaedi mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebaran dan tanda fisik cacar monyet.

Kemudian, Mahasiswa Universitas Nasional Johny, mengaku pernah membaca berita di media online soal penyakit ini. Namun, seperti Junaedi, Johny belum pernah melihat secara langsung tanda fisik dan tidak mengetahui gejala yang timbul bila terserang virus tersebut.

Nasution pegawai swasta, bahkan belum pernah mendengar atau membaca penyakit cacar monyet.

“Belum pernah dengar di TV atau baca di media sosial soal itu,” katanya.

Cacar Monyet Berpotensi Jadi Epidemi

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengungkapkan, penyebaran cacar monyet di Indonesia berada di angka 2,3. Ia menekankan angka tersebut akibat hubungan seksual sesama jenis.

“Artinya satu orang menginfeksi rata-rata dua orang. Karena pada kelompok yang rawan seperti gay, umumnya punya partner seks lebih dari 1. Umumnya bergonta-ganti,” ungkap Dicky di Jakarta, Senin (6/11).

Lebih lanjut, Dicky memprediksi bahwa pucuk wabah cacar monyet di Indonesia akan berlangsung selama 2-4 bulan dan puncaknya pada pada Desember 2023. Setelahnya akan cenderung menurun.

“Tapi tentu tetap prediksi seperti ini untuk bisa menyusun strategi intervensi kesehatan publik, seperti di daerah mana grup mana itu penting. Untuk diketahui kalau rerata durasi outbreak ini kita perpendek lagi kalau isolasi, vaksinasi dan kontak tracingnya dilakukan efektif, itu cepat lagi, bisa 1 bulan,” lanjutnya.

Dicky Budiman mengungkapkan penyakit ini dapat menjadi epidemi di Indonesia. Ia berkaca dari analisis dari berbagai negara.

“Kecenderungannya bahwa Mpox berpotensi jadi epidemi,” ungkapnya.

Epidemi terjadi ketika suatu penyakit telah menyebar dengan cepat ke wilayah atau negara tertentu. Lalu mulai memengaruhi populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut.

Penyakit ini juga berpotensi akan muncul tiap tahun. Namun jumlahnya tidak banyak. Terakhir, Dicky menekankan cacar monyet tidak boleh dianggap remeh dan jangan sampai tertular pada anak di bawah satu tahun karena sangat berbahaya.





Source link

Latest articles

Dana BLT untuk Ojek Pangkalan Kota Ternate Bergeser di 2024

Ternate, malutpost.id — Dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) ‘Ojek Pangkalan’ di Kota Ternate,...

Bawaslu Kota Ternate Sebut ASN Paling Rawan Dalam Masa Kampanye

Ternate, malutpost.id — Masa kampanye Pemilu 2024 sudah dimulai. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)...

More like this

Dana BLT untuk Ojek Pangkalan Kota Ternate Bergeser di 2024

Ternate, malutpost.id — Dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) ‘Ojek Pangkalan’ di Kota Ternate,...

Bawaslu Kota Ternate Sebut ASN Paling Rawan Dalam Masa Kampanye

Ternate, malutpost.id — Masa kampanye Pemilu 2024 sudah dimulai. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)...